KREDIT MIKRO: Mandiri Akan Tambah 300 Outlet

BANDUNG: PT Bank Mandiri Tbk menargetkan pembiayaan mikro pada tahun ini tumbuh sebesar 30% dari tahun lalu sekitar Rp11 triliun dengan menggenjot pengembangan 300 outletmikro ke sejumlah daerah di Tanah Air.

Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Pahala N. Mansury menuturkan saat ini outstanding kredit mikro sudah melampaui angka Rp11 triliun karena sektor itu menjadi salah satu mesin pertumbuhan.

Saat ini, penggarapan pasar mikro dilakukan melalui  400 outlet mikro yang tersebar secara nasional di mana pada tahun ini akan ditambah sebanyak 300 outlet di sejumlah daerah.

“Ekspansi jaringan itu diperlukan untuk mengejar pertumbuhan kredit mikro agar meningkat 30% tahun ini,” tuturnya kepada Bisnis akhir pekan ini.

Pahala menambahkan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas sektor usaha mikro, pihaknya juga meningkatkan program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) dengan dana pada tahun ini hingga lebih dari Rp700 miliar.

Penyaluran untuk dana bina lingkungan diperkirakan sebesar Rp300 miliar—Rp400 miliar pada 2012 atau tumbuh lebih dari 68% dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp238 miliar.

Adapun program kemitraan tahun ini diharapkan bisa disalurkan Rp340 miliar—Rp350 miliar atau tumbuh lebih dari 200% dari tahun lalu tercatat sebesar Rp109 miliar.

“Penyaluran PKBL memang masih dibicarakan di tingkat internal perusahaan. Namun, perusahaan berharap bisa menyalurkan dana sebesar itu sebagai bentuk tanggung jawab sosial Bank Mandiri kepada masyarakat,” tuturnya.

Menurut dia, PKBL tidak terlepas dari pengembangan bisnis segmen mikro ke depannya sebagai strategi guna menciptakan hubungan timbal balik yang positif antara perusahaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pahala menyebutkan ada tiga pilar yang menjadi fokus utama PKBL, yakni pengembangan kewirausahaan dan peningkatan pendidikan, pembentukan komunitas mandiri, dan pengembangan berbagai fasilitas penunjang kemandirian masyarakat.

Selain itu, ujarnya, terdapat tiga sektor yang sedang dikembangkan Mandiri, yaitu pariwisata, pertanian, dan industri kreatif, khususnya pada kerajinan.

“Pengembangan fasilitas harus berkaitan dengan tiga pilar tersebut. Di samping itu, fasilitas yang dikembangkan harus bersifat ramah lingkungan,” katanya.

Sandiaga Uno, mantan Wakil Ketua Kadin Bidang Koperasi dan UMKM, meminta pemerintah segera mereposisi program kredit usaha rakyat (KUR) dengan melepaskan penyaluran kredit usaha mikro dari sistem perbankan.

Dia mengatakan dengan pemisahan tersebut, pemberdayaan usaha sektor mikro baru bisa berjalan secara maksimal. “Selanjutnya KUR hanya diperuntukkan bagi pembiayaan usaha kecil menengah (UKM) yang sudah bankable dan feasible,” katanya.

Dia berpendapat pemberdayaan usaha mikro sangat tidak tepat jika dilakukan dengan mekanisme perbankan. Ini terbukti dengan mencuatnya permasalahan baru saat program KUR memasuki beberapa tahun.

Permasalahan tersebut mencakup pemberlakukan sistem Bank Indonesia (BI) Checking bagi usaha mikro. Padahal, usaha mikro hanya mengajukan kredit Rp5 juta. Selain itu, jaminan dari calon debitur juga harus diserahkan kepada bank penyalur KUR.(sut)

sumber